Buah dari Perenungan adalah DOA
Buah dari doa adalah IMAN
Buah dari Iman adalah CINTA
Buah dari cinta adalah PELAYANAN
Buah dari pelayanan adalah KEDAMAIAN
(Bunda Teresa)
Kata-kata bijak ini sangat mengena bila kita pahami secara mendalam, baik dalam kehidupan, berkeluarga, bermasyarakat dan bekerja.
Pengalaman betapa Pelayanan dapat menciptakan Kedamaian, saya alami ketika saya bekerja di Kota Batu, di Malang-Jatim, Ketika itu saya adalah Kepala Kantor Cabang Telekomunikasi, yang membawahi Kota Batu dan sebagian Kecamatan di Kabupaten Malang.
Ketika Regulasi Pemerintah melarang penggunaan Frekuensi 2,4 Ghz di thn 2005, maka dengan secara bertahap kami harus memutus dan mengganti hubungan telekomunikasi di lokasi-lokasi yang masih menggunakan frekuensi ini. Dengan menjalani proses yg sudah dikaji mendalam dan sangat baik, team kami memberikan pendekatan dan sosialisasi di daerah2 itu, dan sebagian daerah ada yg menerima perpindahan ini, tp ada sebagian daerah yg tdk bisa menerima perpindahan ini karena harus berubah No Tlp yang dimiliki di setiap rumah.
Ketika ada satu daerah terprovokasi oleh beberapa orang yang kebetulan adalah tokoh masyarakat saat itu, diisukan akan melakukan demo besar2an, krn merasa tdk diperlakukan adil oleh kami. Laporan Team di lapangan menyampaikan, bahwa masyarakat disana hanya ingin berhadapan langsung dengan Kepala Kantornya, yaitu saya.
Akhirnya 2 hari kemudian kami rencanakan pertemuan itu, dan saya akan berhadapan dengan masyarakat, yang suasananya saat itu boleh dibilang mencekam, krn beberapa membawa senjata tajam, dan perangkat lainnya dengan niatan, bila tuntutan mereka tidak dipenuhi, tower dan tanah kami akan dibongkar dan disegel masyarakat, Tidak ada raut muka senyum bahkan cenderung memusuhi kami.
Tekad saya saat itu sebelum menuju lokasi adalah, meluruskan niat kami utk memberikan yang terbaik dan manfaat yg lebih baik utk daerah itu, karena teknologi yg kami gantikan seharusnya lebih baik, dimana jaringan Optik menjamin pemakaian dan kecepatan yang lebih baik lagi dan itu adalah bentuk pelayanan kami kepada masyarakat, dan kami memberikan kompensasi penggantian Pesawat gratis (yang saat itu harganya 1,3 jt per pesawat) ditambah fasilitas adm dan abonemen gratis selama setahun. Yang jadi masalah ada (mungkin) krn ketidak tahuan saja.
Sampailah pada acara pertemuan itu, difasilitasi oleh Lurah setempat, diawali dengan pemberian wawasan, mulai dari latar belakang kami mengganti atau mencabut pesawat di rumah, bahwa
teknologi yang kami gantikan akan lebih baik, dan kami uraikan secara detail dengan kekeluargaan dan penjelasan yg mudah dimengerti, sampai masyarakat yg mendengarkan saat itu mengangguk-angguk, dan merasa mulai nyaman, dan akhirnya dengan diselingi humor, akhirnya banyak pertanyaan yang dilontarkan menjadi ramah, bahkan sebagian masyarakat memberikan permohonan maafnya.
Diakhir session, kejadian menjadi berbalik 180 derajat, masyarakat disana malah daftar utk dapat mengganti pesawatnya kepada kami, sehingga kedamaian itu tercipta dengan sendirinya karena prinsip MELAYANI memang harus dipahami dari sudut pandang mereka, bukan sudut pandang kami yang selama ini mungkin "merasa" sudah baik.
Anda punya pengalaman lain??? silahkan share.....
Salam,
Hendrawan