Kamis, 29 Desember 2022

Taat Kepada Pemimpin

Kajian Subuh Al Aniah, Rabu 6 Juli 2022
oleh : Hendrawan

Dalam Islam, seorang Pemimpin yang mengemban amanhnya terkait untuk publik disebut Ulil Amri.

Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. Ketaatan kepada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan suatu kewajiban umat, selama tidak bertentangan dengan nash yang zahir. Adapun masalah ibadah, maka semua persoalan haruslah didasarkan kepada ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Allah berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.”  (Q.S. An-Nisa’ [4]: 59)

Rasulullah bersabda,  “Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144)

Kenapa taat kepada Pimpinan Publik (ulil Amri) itu begitu penting, referensinya adalah karena amanah yang diemban tidaklah mudah dan dengan beragam dan jumlah yang tidak sedikit, dilihat dari sisi Kepentingan dan Urgensi (keterdesakan), seringkali seorang Pimpinan akan dihadapkan kepada Permasalahan yang terkait dengan permasalahan penting dan dengan Urgensi Tinggi (Mendesak) apalagi kalau dilihat dari sisi Coverage atau luasan, impact yang lebih luas.

Sebelumnya kita lihat perspektif leadership dan tinjauan lain... kenapa sebegitu pentingnya mentaati Seorang Pemimpin.

::Pengambilan Keputusan::

Sebagai pemimpin, banyak ragam tugas/pekerjaan yg diemban untuk segera diselesaikan, tantangan nya adalah bagaimana menentukan prioritas tugas yang harus ditangani terlebih dahulu karena terkait keterbatasan waktu?

Coba kita lihat, bagaimana seorang pemimpin harus mengambil tindakan dilihat dari sisi pengambilan keputusan, dari parameter tingkat kpentingan dan tingkat Urgensi/Mendesak!!

Coba kita ambil metode pengambilan keputusan dari Matriks Eisenhower, apa itu?

Dwight D. Eisenhower, adalah seorang perwira militer dan menjabat sebagai presiden Amerika Serikat ke-34 dari tahun 1953 hingga 1961, dikenal karena tingkat produktivitasnya yang luar biasa, sebegitu tingginya sehingga pendekatannya atas penetapan tujuan dan manajemen waktu telah dipelajari secara komprehensif oleh banyak orang. 

Steven Covey. Dalam bukunya “The 7 Habits of Highly Effective People,”  mengemas ulang ide-ide Eisenhower menjadi alat bantu sederhana untuk memprioritaskan tugas: yang melihat penugasan dari tingkat Urgensi dan tingkat kepentingan (important) 

Tugas mendesak  (Urgensi), perlu segera diperhatikan. harus dilakukan sekarang atau segera dan ada konsekuensi yang jelas jika tidak menyelesaikan ini dalam rentang waktu tertentu. Ini tugas yang tidak dapat Anda hindari, dan semakin lama menunda tugas ini, semakin banyak tekanan yang mungkin dialami, yang dapat menyebabkan burnout (https://asana.com/id/resources/what-is-burnout).

Tugas penting, tugas ini membantu kita mencapai gol jangka panjang, Kita harus merencanakan tugas ini dengan cermat sehingga dapat menggunakan sumber daya secara efisien. Efektif jika dalam keadaan penting, siaga 1, perang, bencana, dll

Eisenhower Matrix

Permasalahan urusan publik hal yang challenging dalam mengambil keputusan efektif, dan berdasarkan matrix diatas seringkali seorang pemimpin publik akan selalu berhadapan dengan Urgensi tinggi dan sekaligus dengan tingkat kepentingan tinggi, so... sebagai rakyat atau yang dipimpin mentaati keputusan itu sebagai keputusan terbaik, walaupun kadang sulit utk diterima, akan sangat membantu seorang pimpinan dalam mengambil keputusan berikutnya..


::Kisah Kepemimpinan Sang Junior::

Kisah ketataan para senior,  kepada pemimpin di jaman Rosulullah, tergambar di kisah Amr bin Ash yang diutus rosul utk memimpin pasukan utk melawan suku Arab yg saat itu mau memerangi dan menguasai Madinah...

Kisah ini menarik, karena Amru bin ash baru masuk islam 3 bulan, bandingkan dengan sahabat-sahabt lainnya....

Rasulullah menunjuk Amr bin Ash sebagai pemimpin dan di dalam pasukan terdapat beberapa sahabat lain seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, hingga Zubai bin Awwam, banyak sahabat yg lebih layak Termasuk abu ubaidah yg sudah senior, dan Rosul berpesan kepada semuanya...

Dalam hadits itu, Rasulullah SAW berkata, 

"Barangsiapa taat kepadaku berarti dia taat kepada Allah. Dan barangsiapa durhaka kepadaku berarti dia durhaka kepada Allah. Barangsiapa taat kepada pemimpin yang aku tunjuk maka dia taat kepadaku. Dan barangsiapa yang durhaka kepada pemimpin yang aku tunjuk berarti dia durhaka kepadaku,". HR. Al-Bukhari (no. 7137), Muslim (no. 1835 (33)),

Sekitar 300 pasukan yang dipimpin Amr bin Ash, bukan pasukan besar bila dibandingkan pasukan musuh. Pasukan berangkat menuju daerah yang cukup jauh dalam kondisi musim dingin, dan  saat itu Madinah akan dikepung dan diserang 150 rb pasukan.

Saat itu musim dingin, Amr bin ash, memerintakan untuk berkemah di qudaah, lokasi tinggi yg sangat mudah memantau musuh/lawan. Bagian dari strategi.

kemudian selama memimpin pasukan : 

1. Dia memerintahakan untuk tidak menyalakan api disaat dingin

2. Saat dia datang telat sholat subuh, dia tidak mandi pake air, saat junub, jadi hanya tayamum, dalam islam, shalat, dalam kondisi perang, yg jadi imam adalah pemimpin pasukan perang, termasuk Amr bin Ash, walaupun baru masuk islam tiga bulan

3. Dia memerintahkan juga Tidak mengumpulkan pasukan  tapi dipencar, tidak mengelompok,  masing2 cari temannya, dan saat temannya berkelahi/bertarung harus ditunggu,  saat menang Dilarang menawan musuhnya.

Umar sudah ingin marah, tapi dilarang Abu bakar, karena Amr bin Ash adalah utusan rosulullah, bila melanggar dia berarti melanggar perintah rosul.

Setelah peperangan, dan sampai ke rosul, umar mengadu Rosulullah, yang kemudian Rosul memanggil Amr bin Ash

Lalu ditanyakan  aduan Umar tadi, dan apa jawaban Amr bin Ash? 

1. Dia memerintahkan untuk tidak menyalakan api, padahal musim dingin... Amr bin Ash beralasan karena saat itu Pasukan musuh, tidak sedikit bahkan dibilang jumlahnya sangat banyak. Bila menyalakan api  maka pasukan akan mudah diketahui posisinya dan sangat mudah dihabisi musuh.

Kemudian Rosul membenarkan

2. Memimpin pasukan, kemudian menjadi imam sholat, karena habis junub, dia hanya tayamum, kenapa??  mengunakan Air saat itu  seperti es, kalau saya sakit siapa yang memimpin perang? Padahal dia di amanatkan rosul utk pimpin pasukan perang dan dituntut harus Fit secara fisik juga.

dan Rosul kembali membenarkan

3.  Tidak mengumpulkan pasukan  tapi  berpencar, masing-masing mencari pasangan temannya, dan saat temannya berkelahi harus ditunggu, kemudian saat menangpun dilarang menawan musuh dan dilarang membawa rampasan, tidak melebihi kapasitas individu.

apa Jawab Amr bin Ash, bukankah misi terpenting adalah memenangkan peperangan? dan Islam saat itu bisa dinyatakan menang karena mulai kocal kacir atau amburadulnya pasukan musuh dengan strategi berpencer dan berpasangan, dan karena pasukan islam jauh lebih kecil, bila kita menawan musuh dan membawa rampasan, maka musuh akan berbali mengetahui kecilnya pasukan kita, yang hanya 300 orang, yang tidak mungkin head to head melawan kekuatan musuh saat itu.

dan kembali Rosulullah membenarkan...


Semoga kajian ini bisa menjadi hikmah, dan menyadari betapa pentingnya mentaati sang pemimpin atau Ulil Amri

Dari Abu Najih al-‘Irbadh bin Sariyah RA, katanya: 

“Rasulullah SAW pernah memberikan wejangan kepada kita semua, yaitu suatu wejangan yang mengesankan sekali, hati dapat menjadi takut karananya, mata pun dapat bercucuran. Kita lalu berkata: “Ya Rasulullah, seolah-olah itu adalah wejangan seseorang yang hendak bermohon diri. Oleh sebab itu, berilah wasiat kepada kita semua!” Nabi SAW bersabda: 

“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah ‘Azza wa jalla, tetap mendengar dan taat walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”.” (Riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih).

Wallahu alam bissowab, Mohon maaf bila kurang berkenan


Salam,

H1







Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan