ROLE MODEL AKHLAK Part 3
Kajian Masjid Al Aniah
Berupayalah untuk mempertahankan percikan api ilahi yang disebut NURANI itu tetap menyala (George Washington) --- Blog, Curhat, Tulisan dan Obrolan HENDRAWAN lainnya ---
ROLE MODEL AKHLAK Part 3
Kajian Masjid Al Aniah
Ilustrasi Akhlak |
Role Model Akhlak part 1
Kajian Masjid Al Aniah
Di dalam mengkaji kebenaran suatu perkara dan kesahihannya,
atau menentukan bahwa sesuatu itu benar, dapat dipercayai dan diyakini, atau
ketika ingin menetapkan dasar pijakan suatu perkara yang kita ucapkan dan
kerjakan.
Para ulama Islam telah menentukan dua landasan pokok yang harus di pegang oleh setiap Muslim di dalam hal-hal tersebut diatas, yaitu Naqli dan 'aqli.
Dalil naqli sudah pasti benar hukumnya.
Dalil aqli merupakan
dalil yang diperoleh dari bukti ilmu pengetahuan dan argumentasi ulama
(orang-orang yang memiliki kemampuan pengetahuan tentang hal tersebut) argumen
yang dihasilkan oleh para pemikir Islam atau disebut sebagai ijtihad ulama.
Ada Contoh Menarik, bagaimana pergulatan Teori/Akal, yang bisa dijadikan referensi Dalil Aqli perlu didukung Dalil Naqli, yaitu tentang pertarungan dua teori dari Ilmuwan Besar *Kejadian Alam semesta* yaitu Stephen Hawking dan Albert Einsteuin, yang pada akhirnya akan membuat kesimpulan tentang keberadaan TUHAN, Sang Pencipta.
:Expert Insight::
Oleh : Hendrawan
Kajian Masjid Al Aniah
Thema : Sains dalam Alquran
Dalam Surat Al Alaq, Allah memerintahkan kita utk membaca, Aliqra 1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1),
kata Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Nasaruddin Umar, Ahad (10/4 2016)
Makna Iqra' pertama dalam Surah tersebut adalah
how to read, yaitu bagaimana cara kita membaca Alquran dengan baik dan benar, serta dapat mengkhatamkannya. "Meskipun tidak tahu artinya, tapi dapat pahala, insyaallah," kata Imam Masjid Istiqlal Jakarta tersebut.
yang kedua adalah how to learn,
yang berarti tentang bagaimana mendalami Alquran dengan mengetahui artinya, tafsirnya, bahkan takwilnya.
yang ketiga adalah how to understand, yaitu bagaimana kita menghayati kitab Allah tersebut, adalah secara emosional, spiritual. Mungkin bukan hanya dia yang mampu menafsirkan Alquran, tapi Alquran juga mampu menafsirkan dirinya, "
Oleh : Hendrawan
Kajian Masjid Alaniah – Kamis, 29 Apr 2021Tak terasa, Pandemic covid19 era memasuki thn ke-2, yg sd sekarang masih blm selesai, wlupun USA diprediksi akan mengeluarkan tablet/obat penyembuh secara masal, yang mugkikan publish di 5 bln kemudian.
Bencanakah Covid 19 ?
Dalam Alquran tertulis, bahwa tidak ada satu kejadian yang sia-sia, untuk itulah Kita harus berprasangka baik (husnudzon) dari setiap Kejadian:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
QS.Ali Imran ayat 191
Ketika ujian ada, seperti penyebaran Virus Corona dapat diambil pembelajaran dan hikmahnya dalam tiga hal :
Pertama: sebagai ujian keimanan bagi hamba-hambanya yang sholeh sebagai cara dan bentuk Allah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan hambanya, jika kita terima dan kita hadapii dengan penuh keimanan, kesabaran dan ikhtiar secara maksimal.
Kedua: sebagai teguran Allah kepada hambanya, Allah turunkan bermacam musibah yang membuat manusia ketakutan, termasuk wabah Virus Corona ini sebagai teguran kepada hambanya dikarenakan hambanya sudah banyak yang lalai melaksanakan ajaran agamanya dan banyak pelanggaran hukum-hukum agama yang seharusnya dihindari dan dijauhi, maka Allah tegur dengan musibah ini agar manusia kembali kepada kebenaran.
Ketiga: Sebagai ‘Azab. Boleh jadi penyebaran Virus Corona ini merupakan ‘azab dari Allah swt, karena manusia menjauhi agama, bahkan mengengkari ajaran agama, perbuatan maksiat dan dosa terjadi dimana-mana, dilakukan manusia secara terang-terangan tanpa ada rasa malu. ''Manusia telah banyak membuat kerusakan dan dosa dipermukaan bumi ini tanpa takut atas kemurkaan dan ‘azab Allah, maka Allah turunkan ‘azab sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri, seperti yang dilansirkan Allah dalam Al Qur’an Surat Arrum ayat 41,''
::Issac Newton::
Justru, Masa-masa itu menjadi masa produktif Newton dalam pengembangan ilmu optik dan cahaya, kalkulus, serta hukum gerak dan gravitasi.
Ketika dia sedang merenung di taman, melihat apel jatuh, terlintas dalam pikirannya bahwa pasti ada kekuatan gravitasi, yang membuat sebuah apel jatuh dari pohon ke tanah.
Mengacu pada Annus Mirabilis karya John Dryden, masa pandemic kala itu adalah masa2 tahun keajaiban (nationalgeographic.grid.id).
Membuat lubang kecil di jendela yang menghasilkan sinar cahaya kecil masuk ke kamar, LAHIRLAH ilmu optik dan cahaya, dan hampir kebanyak produk
Saat ini, bahkan covid19 diakui sebagai Chief of tramsformation, krn banyak perubahan, budaya di semua segment
Contoh :
Sekolah jarak jauh dipaksa bahkan wisuda saja cukup online
Kerja sama dgn Tanda tangan digital menjadi legal
Meeting online, jadi lebih efektif simple murah
Dan banyak lagi dengan perubahan budaya dan social lainnya
Saatnya kita Introspeksi diri, adakah perubahan perbaikan dalam diri kita dan lingkungan, sejak Pandemic ini berlangsung, atau malah tetap seperti dulu ?
Dalam pekerjaan, keluarga, lingkungan tentu saja dlm ibadah.
Saatnya lebih banyak feedback kedalam diri, untuk lebih Mengembangkan diri, berinovasi dan memperbaiki, dst
Si TURIS dan NELAYAN
sebelum cerita ringan ini berlanjut ....
Selalu ada fenomena dimana sebagian kecil mempunyai peran signifikan, sementara yang besar justru kurang penting. Namun demikian proporsi disini tidak harus selalu 80-20, bisa saja 90/10, atau 70/30....tetapi intinya adalah.... prinsip ini hampir bisa dipakai dalam segala bidang.
Formula ini ditemukan oleh ahli ekonomi bangsa Italia, Vilfredo Pareto, tahun 1906, yang mendeskripsikan distribusi kekayaan yang tidak merata di negaranya, dimana 20% dari orang-orang ini memiliki 80% dari total kekayaan negaranya artinya belum ada pemerataan dalam pertumbuhan Ekonomi saat itu...... hehe Indonesia Banget Nehh...
Kembali ke Cerita...
Nah cerita ini ada kaitannya dengan Pareto 80:20
Seorang Turis (sekaligus pengusaha lulusan MBA) dari Amerika sedang berwisata ke wilayah Afrika, yang memiliki pemandangan dan tempat wisata yang indah...dan FRESH.
Si Turis, melihat sebuah Perahu bagus dengan seorang Nelayan didalamnya, yang umurnya tidak lebih tua dari si turis .....
Turis ini ingin menyewa perahu dan meminta nelayan tadi ke tengah laut untuk memancing....utk sekedar Refreshing....melihat keindahan pulau disekelilingnya...
Selama di kapal ini ...si Nelayan (N) selama di perahu...santai, makan, minum....memancing secukupnya ... bila dirasa cukup si nelayan berhenti dan kembali bersantai dalam kapalnya...
si Turis (T) memperhatikan, dan terlibat pembicaraan....
T : Kenapa tadi kamu cepat pulang dari memancing?
N : Saya sudah dapatkan semuanya.....jadi saya cukup memancing secukupnya...
T : terus.....apa yang kamu lakukan saat kamu pulang...?
N : saya lebih banyak menikmati dengan keluarga, bermain dengan anak, istri...dan mencari hiburan dengan jalan-jalan dan menikmatinya.... bertemu kawan-kawan dan kenalan baru...
T: hmm.....
seharusnya anda bisa lebih giat lagi, coba anda ikuti saran saya ini,
Perbanyak lagi waktumu utk memancing, perolehanmu akan lebih banyak lagi..... anda akan memiliki cukup tabungan utk investasi, buka toko ikan....
selanjutnya buka pengolahan ikan mulai dari pabrik kecil hingga akan menjadi besar.... dengan demikian anda dapat merekrut banyak orang utk menjadi pegawainya...... dan keuntunganmu bisa digunakan untuk dinikmati bersama keluarga, dan akhrinya anda benar-benar dapat menikmati hidup anda sesukamu....dan bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan.
N : Mister, ..... pernahkah berpikir, apa yang sedang saya lakukan?? ..... anda naik kapal ini saja, tidak perlu minta bayaran dari anda.
Persis seperti apa yang anda katakan
karena itulah, saya sedang menikmatinya saat ini, untuk menikmatinya, menyenangkan orang lain...
Ini tentang PARETO RULE....
Si Turis dengan pendidikan tinggi tetapi kebiasaan memakai 20% waktunya yang lebih efektif, sudah lebih dulu diterapkan oleh si Nelayan.....
Intinya adalah Fokuslah pada
20 persen dari usaha yang membawa 80 persen dari hasil
Jangan hanya bekerja dengan cerdas tetapi juga bekerja cerdas pada hal yang tepat. Melalui mengerjakan hal ini anda akan memaksimalkan performansi anda.
...............katanya sih.............It’s about TIME MANAGEMENT
Salam bahagia
H1