Kamis, 02 Juni 2011

Andai....Nasehat Charlie Chaplin ini untuk Anda....

Anda sedang menapaki kesuksesan saat ini?
tingkat kemapanan yang cukup tinggi....popularitas, atau paling tidak anda dalam tahapan sukses?? atau mungkin juga sedang proses menuju kesana??
saya berdoa.....semoga iya.....

Saya pernah tampilkan Do'a Seorang Jenderal Perang Asia Pasific Douglas Mc Arthur di saat Perang Dunia II,  untuk anaknya, dan sangat menyentuh .....kali ini saya tampilkan Surat wasiat Charlie Chaplin untuk anaknya....dan sangat layak untuk dibaca.... sebagai nasihat Ayah kepada Anaknya....

Kalau begitu....sandarkan kepalamu....tarik nafas yang dalam, dan keluarkan perlahan.....dan saatnya anda baca Surat Wasiat ini....


Seperti "Surat Wasiat dari Charlie Chaplin kepada anaknya...Geraldine Chaplin" yang juga seorang Artis..." anggap saja tulisan ini dari orang tua anda sebagai pendamping kesuksesan anda ...




Saya tidak membahas Siapa Charlie Chaplin (16 April 1889 – 25 December 1977) ini, tapi kalau anda tertarik membaca kisahnya silahkan klik disini

Berikut Ringkasan Surat Charlie Chaplin  ini....

:: Ringkasan surat wasiat Charlie Chaplin kepada putrinya Geraldine Chaplin


Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau ada dimana? Di Paris di atas panggung teater megah… aku tahu ini bahwa dalam keheningan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.


Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah.

Duduklah dan bacalah surat ini… aku adalah Ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa.

Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku.


Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London.

Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya.
Aku juga merasakan bahwa uang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.
Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu.
Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.


Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: “Aku juga bagian dari mereka”.


Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu.
Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu.

Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu.
Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu.


Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu.

Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan ‘anak setan’ ini dalam menipu…..


Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain.

Dan aku akhiri suratku ini dengan,
“Jadilah manusia, suci dan satu hati, karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribu kali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan”.
@@@

Surat wasiat seorang Ayah kepada putrinya ini sungguh berharga, tidak berupa harta benda tetapi sebuah pesan penuh makna yang lebih berharga dari harta manapun di dunia ini. Sebuah pesan terakhir dari sang Ayah yang mengingatkan putrinya untuk senantiasa berbagi dan rendah hati, karena tidak semua orang memiliki nasib seberuntung anaknya

Catatan saya :
Surat Wasiat ini, diragukan apakah benar dari Charlie Chaplin, karena ternyata surat ini tidak pernah ada..... penulis ini dibuat oleh  Wartawan Iran "Farajollah Saba " yang ditulis 30 thn yll ....dan dalam waktu singkat, Surat Wasiat ini menjadi terkenal seolah-olah benar dari Charlie Chaplin dan diterjemahkan ke banyak Bahasa...

Pesannya adalah......
Apapun keadaannya..................., surat ini ditulis dengan sangat baik, tutur bahasa yang baik...dan kebanyakan pembaca bahkan tidak peduli siapa penulis surat ini, dan merasa ini adalah surat paling indah.

anda setuju juga?


Salam,
Hendrawan

Sumber  diambil dari :
http://indonesian.irib.ir
http://id.wikipedia.org
Blog Danish56
ingin baca surat aslinya, silahkan buka Blog Zara,  klik disini


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan