Kamis, 27 Januari 2022

Indonesia berpotensi jadi negara Maju?

Tawakal #1

Kajian Al Aniah, Jumat 28 Januari 2022
oleh : Hendrawan

Tawakal (bahasa Arab: توكُل‎) atau tawakkul berarti mewakilkan atau menyerahkan. 

Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, "Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram.

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, yang menciptakan segala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. 

Sementara orang, ada yang salah paham dalam melakukan tawakkal. Dia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu atau PASRAH.

Karena Pasrah : menerima semua yang terjadi dengan diri kita tanpa perlawanan.
Dilecehkan ya diem aja, di perlakukan tidak adil ya nurut aja. Lebih ke memelas, tidak ada usaha untuk memperbaiki. Tawakal : berusaha lebih dulu, lalu berdoa, menyerahkan segala yang terjadi kepada Allah SWT
 
Tidak perlu belajar, 
jika Allah menghendaki pandai tentu menjadi orang pandai. 

Tidak perlu bekerja, 
jika Allah menghendaki menjadi orang kaya tentulah kaya, 
dan seterusnya.

Semua itu sama saja dengan seorang yang sedang lapar, sekalipun ada makanan, ia berpikir bahwa jika Allah menghendaki ia kenyang, tentulah kenyang. 

Jika pendapat ini dipegang teguh pasti akan menyengsarakan diri sendiri.
Jadi arti tawakkal yang sebenarnya -- menurut ajaran Islam -- ialah menyerah diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dalam berikhtiar dan bekerja sesuai dengan kemampuan dalam mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.

Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. 
Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, "Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah". Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, "Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal

Dalam surah Al Imran ayat 159 berbunyi:
Artinya: "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya

Pasrah : menerima semua yang terjadi dengan diri kita tanpa perlawanan, dilecehkan ya diem aja, di perlakukan tidak adil ya nurut aja. Lebih ke memelas, tidak ada usaha untuk memperbaiki. Tawakal : berusaha lebih dulu, lalu berdoa, menyerahkan segala yang terjadi kepada Allah SWT

::Ilustrasi Pasrah dan Tawakal::

Contoh 1:
Shin Tae Yong pelatih Tim Sepak bola Nasional Indonesia asal Korea Selatan, pernah menyampaikan kelemahan team indonesia yang dia bimbing adalah kebiasaan pasrah, menerima kenyataan dengan pasrah, tanpa ada usaha atau spirit tempur (fighting spirit) untuk menjadikan lebih baik.

Dia juga melihat dari sisi mental, Menurutnya, pemain Indonesia terlalu baik dan pasrah.
Dalam sepakbola, kebaikan seperti itu tidak berguna. 
“Anda harus melihat setiap pertandingan seperti perang. Di situ, Anda harus punya semangat menang dan mengalahkan, Harus siap bertarung,  katanya.

Yang dilakukan Shin Tae Yong ini, Perbaiki sistemnya, dikoreksi Gizi dan makanannya, tingkatkan Percaya Diri, kemampuan serang akan jauh lebih baik.
Karena, Menjadi juara atau dengan mencapai target itu urusan berbeda.


Contoh 2:
Syaikh Muhammad Abduh, ulama besar dari Mesir, pernah geram terhadap dunia Barat yang mengganggap Islam kuno dan terbelakang.

Kepada Ernest Renan, filosof Prancis, Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan sebagainya.
Dengan ringan, Renan yang juga pengamat dunia Timur itu mengatakan :
“Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam dalam Al-Qu’ran.Tapi, tolong tunjukkan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan kehebatan ajaran Islam”.
Dan Abduh pun terdiam.

Negara-negara yang menerapkan prinsip-prinsip Islam bukan dari negara-negara Islam. Berdasarkan urutan rankingnya sebagai berikut: 
New Zealand ke-1, Luxembourg ke-2, Ireland ke-3, Iceland ke-4, Finland ke-5, Denmark ke-6, Canada ke-7, Malaysia ke-38, Kuwait ke-48, Bahrain ke-64, Indonesia ke-74 dan mengejutkan bahwa Kingdom of Saudi Arabia ke-131.

Kembali dilakukan riset oleh Hussain Askari tahun 2018 menunjukkan hasil yang relatif sama dengan urutan ranking : New Zealand ke-1, Sweden ke-2, Holland ke-3, Iceland ke-4, Switzerland ke-5, dan Ireland ke-6. Sementara yang dari negara Islam, secara berurutan United Arab Emirate (UAE) ranking ke-45, Albania ke-46, Malaysia ke-47, Qatar ke-48, Indonesia ke-64, Turkey ke-70

Dalam konteks kenegaraan, hasil survey itu adalah feedback, apakah kita hanya berdiam dan pasrah agar negara tiba-tiba menjadi baik? Tidak.....
sekali lagi harus ada semangat perbaikan, tidak PASRAH
Kita harus memperbaikinya, baik secara personal, keluarga, institusi, dan pemerintahan dst.

Beberapa tahun kemudian ....
Ada Perbaikan peringkat untuk Indonesia.
dan Bila Ajaran Tawakal dalam Islam diterapkan dengan benar dan Konsisten, kita bisa menjadi Negara paling Maju, Amiin....  inshaAllah.


Wallahualam bissawab
Wassalamu alaikum wr wb.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Atas kunjungan dan Komentar, saya mengucapkan Terima kasih, semoga bermanfaat, dapat memupuk pikiran positif & selalu dapat mensyukuri Nikmat Allah swt ..., ..Aamiin yra.

Salam,
Hendrawan